Reseller VS Dropship

Kira-kira mana yang lebih menguntungkan?
Gambar: https://digitalentrepreneur.id/perbedaan-dropship-dengan-reseller/

Halosis.co.id, JakartaReseller dan dropship merupakan dua teknik usaha yang sangat mirip. Secara umum, reseller dan dropship merupakan usaha, menjual barang yang sudah diproduksi orang lain. Karena prinsip kerja yang hampir sama ini, banyak orang tidak bisa membedakannya. Namun, walau serupa, kedua jenis usaha ini sebenarnya memiliki perbedaan. Berikut Halosis jabarkan beberapa perbedaan antara reseller dan dropship.

1. Modal

Jadi Reseller dan dropship tidak membutuhkan modal besar.
Gambar: https://www.clsinvest.com/2016/01/20/large-caps-vs-small-caps-debate/

Menjadi reseller maupun dropshipper tidak diperlukan modal yang besar. Namun antara reseller dan dropship, modal yang diperlukan sedikit berbeda. Seorang reseller biasanya membutuhkan modal yang lebih besar, karena harus membeli barang dalam kuantitas yang cukup banyak.

Berlawanan dengan itu, dalam usaha dropship, tidak dibutuhkan modal untuk membeli barang. Kamu hanya butuh modal kuota internet untuk melakukan pemesanan, memasarkan produk, dan berinteraksi dengan pembeli.

2. Pemesanan

Tinggal klik atau kirim WA, lalu barang otomatis terpesan.
Gambar: https://startupnation.com/start-your-business/key-terms-starting-e-commerce/

Dalam pemesanan, seorang reseller biasanya punya minimal order untuk satu jenis barang. Misalnya, harus memesan minimal setengah lusin dalam satu kali pemesanan. Namun, harga yang diberikan supplier ke seorang reseller jauh lebih murah dibandingkan dengan harga ecer.

Dalam usaha dropship tidak ada minimal pemesanan. Kamu bisa memesan hanya satu barang. Tapi perlu diketahui, harga yang diberikan supplier ke reseller berbeda dengan yang diberikan ke dropshipper. Karena memesan produk dalam jumlah yang banyak, reseller juga mendapatkan potongan harga yang lebih besar.

3. Pengiriman

Jangan lupa, ongkir ditanggung pembeli
Gambar: https://www.pngkey.com/maxpic/u2q8u2w7a9i1e6a9/

Dalam pengiriman barang, supplier mengirimkan pesanan ke reseller yang memesan. Setelah berada di tangan reseller, pengiriman barang ke pembeli, adalah tugas reseller. Memang seperti bekerja dua kali, tapi ini dilakukan karena reseller dikirimkan sekaligus banyak oleh supplier.

Berbeda halnya dengan usaha dropship, supplier dapat mengirimkan barang secara langsung ke pembeli pihak dropship. Cara ini lebih efisien, karena barang tidak harus melalui dropshipper dulu, tapi bisa sampai langsung ke tangan pembeli.

4. Keuntungan

Sama-sama bisa untung, tergantung usahamu.
Gambar: https://www.dream.co.id/dinar/gunakan-uang-asli-untuk-mahar-nikah-siap-siap-dipidana-181221c.html

Apabila dihitung secara satuan, keuntungan reseller biasanya sedikit lebih besar. Hal ini dikarenakan reseller mendapat harga awal yang lebih murah daripada dropshipper.

Akan tetapi, bukan berarti usaha dropship tidak bisa menghasilkan keuntungan yang besar. Semuanya tergantung pada harga jual dan jumlah penjualannya.

5. Stok Barang

No pain, no gain.
Gambar: http://www.lawpracticetipsblog.com/2017/09/risky-business-.html

Dalam usaha reseller, stok produk kerap kali menjadi permasalahan. Karena sudah memiliki stok yang banyak, maka akan sangat merugikan bagi reseller, apabila produknya tidak terjual habis.

Berbeda dengan reseller, dalam usaha dropship stok barang tidak terlalu menjadi persoalan. Karena tidak perlu menyetok barang, dropshipper tidak memiliki risiko, apabila barang tidak laku.


Itu dia beberapa perbedaan antara reseller dan dropship yang bisa Halosis bagikan. Memiliki #Usaha reseller ataupun dropship sama-sama bisa menguntungkan. Semuanya tergantung, bagaimana strategi dan caramu dalam menjual produk. Apakah kamu memiliki salah satu usaha ini? Atau kamu mulai tertarik untuk menjalankan usaha ini? Selamat mencoba dan semangat #berUsaha!



Recommended Articles

1 Comment

  1. […] Dalam bisnis online, risiko yang kamu miliki tidak terlalu besar karena modal yang kamu keluarkan juga tidak besar. Banyak pilihan yang bisa kamu jadikan alternatif dalam usahamu. Misalnya, kalau kamu belum berani untuk memproduksi barang sendiri, kamu bisa mulai dengan menjual barang hasil produksi orang lain. Dengan menjalankan usaha reseller atau dropship, risiko yang kamu hadapi jauh lebih minim. […]

Leave a Reply