Halosis.co.id, Jakarta – Beberapa waktu lalu pemerintah telah menetapkan bahwa PPKM level 4 resmi diperpanjang hingga 23 Agustus 2021. Kebijakan ini kembali diberlakukan karena angka positif Covid-19 yang masih sangat tinggi di Indonesia.
Perpanjangan ini tentunya sangat mempengaruhi pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro, Kecil, Menengah. Walau menghadapi tantangan yang berbeda-beda, berikut adalah beberapa dampak umum perpanjangan PPKM yang dirasakan oleh UMKM.
1. Omzet Menurun
Berdasarkan publikasi BPS, Analisis Hasil Survey Dampak Covid-19 terhadap Pelaku Usaha, 8 dari setiap 10 pelaku usaha (mikro, kecil, menengah, dan besar) mengalami penurunan pendapatan. 3 sektor usaha yang paling terdampak adalah sektor akomodasi & makan minum, transportasi & pergudangan, serta jasa lainnya.
Penyebab utama penurunan omzet adalah permintaan (demand) pelanggan yang menurun drastis. Kondisi ini menjadi semakin buruk karena adanya pembatasan jam operasional bahkan penutupan banyak area, kantor, mall, tempat hiburan selama PPKM.
2. Cash Flow Mandek
Selain penurunan omzet, pelaku usaha juga banyak yang merasa khawatir dengan arus kas usaha yang tidak lancar. Sebelum diberlakukan PPKM di tahun 2021, banyak pengusaha yang telah kembali melakukan produksi atau pembelian ke supplier.
Namun karena daya beli masyarakat belum pulih, sebagian besar stok barang belum laku terjual dan membuat perputaran cash menjadi stuck. Sedangkan setiap bulan pelaku usaha tetap harus mengeluarkan uang untuk membayar gaji staf, sewa tempat, atau keperluan lainnya.
3. Penghentian Produksi & Kerjasama
Di skala yang lebih besar lagi, banyak usaha yang akhirnya harus menghentikan produksi untuk sementara waktu. Hal ini disebabkan oleh demand produk yang masih rendah dan pembatasan ruang gerak industri yang tidak termasuk dalam sektor kritikal.
Seperti domino, penghentian produksi juga tidak hanya berdampak pada usaha sendiri, tapi juga usaha orang lain. Banyak pula pelaku UMKM yang tidak bisa melanjutkan bisnis karena rekan bisnis atau supplier juga sedang terkena dampak dan tidak bisa melakukan produksi.
PPKM memang mungkin membawa banyak dampak negatif bagi pelaku usaha. Namun harus dipahami juga bahwa saat ini pemulihan di bidang kesehatan harus diprioritaskan. Apabila kesehatan Indonesia belum pulih, maka perekonomian juga akan sulit untuk bangkit kembali.
Lalu apa yang bisa dilakukan agar UMKM bisa bertahan? Berikut adalah 2 upaya yang bisa kamu lakukan untuk tetap bertahan di situasi sulit ini.
1. Inovasi Produk Sesuai Kebutuhan
Hal pertama yang bisa kamu lakukan sebagai pelaku usaha adalah melakukan evaluasi, apakah produk yang kamu jual saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan pasar?
Jika belum, maka kamu harus mulai memikirkan, perubahan apa yang bisa kamu lakukan untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
2. Beralih ke Platform Online
Saat ini belanja online bukanlah menjadi hal yang baru bagi masyarakat. Tidak hanya di Indonesia, penjualan online hampir di seluruh dunia melonjak tajam semenjak pandemi Covid-19. Keterbatasan akan mobilitas membuat pelanggan menyesuaikan diri dengan membeli barang secara online.
Sebagai pengusaha, kamu harus bisa beradaptasi dengan trend jual-beli online dan segera beralih untuk mengandalkan platform online seperti website, sosial media, dan marketplace.
PPKM memang membawa dampak yang kurang baik untuk sebagian besar pelaku usaha, namun bukan berarti kamu tidak bisa melakukan penyesuaian. Di tengah pandemi ini, tetap ada cara untuk bertahan, yaitu dengan inovasi produk dan beralih ke platform online.
Untuk membantumu berjualan online secara maksimal, Halosis menyediakan berbagai platform yang bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu saat ini.
Jika belum punya pengalaman berjualan online, kamu bisa mulai dengan membuat toko online GRATIS dengan aplikasi mobile web-commerce Halosis yang bisa kamu download di sini.
Sedangkan untuk kamu yang ingin mengoptimalkan penjualan melalui website, yang bisa terhubung ke Instagram, Facebook, dan WhatsApp, kamu bisa langsung buat website jualanmu di sini.